Senin, 28 Februari 2011

Kematian Sebagai Nasihat


















Sebuah hadist menyebutkan, orang yang cerdas adalah orang selalu mngingat kematian. Dengan mengingat kematiana itu, manusia akan mengorientasikan seluruh hidupnya untuk kebaikan.
Ketika manusia mengingat kematian, mereka pasti akan menggunakan potensi-potensi dirinya hanya untuk beramal kebaikan. Manusia yang selalu mengingat kematian akan memutus dan menarik garis pembatas dengan segala perbuatan dosa, serta tidak akan pernah berkompromi dengan perbuatan durhaka.
Manusia pasti melalui iring-iringan kematian, mengingat akhir kehidupan yang pasti datang ini, waktu yang sudah Allah Ta’ala takdirkan buat anak Adam, di mana ketika itu, seorang tiran menjadi hina, pendurhaka menunduk lesu, pendosa ingin bertobat, dan orang-orang yang memberontak terhadap kekuasaan Rabbnya menjadi murung dan sedih.
Kematian adalah saat yang memilukan. Kematian akan sama-sama dialami oleh para raja, para penguasa, rakyat jelata, atasan dan bawahan, si kaya dan si miskin. Tak ada satupun keturunan anak Adam, yang luput dari peristiwa kematian.
Betapa pun panjang usia, dan betapa asyik masyuknya dengan masa muda, yang sehat dan gagah, manusia tetap akan mengalami saat kematian. Walaupun, manusia memiliki mobil-mobil, gedung-gedung, tinggal di apartemen yang super luk dan mewah, memakai pakaian yang terbuat dari sutera yang halus dan lembut, menikmati berbagai makanan restoran yang serba lezat, saling berkunjung dan banyak mengumbar gelak dan tawa, ketika datang kematian, semuanya itu pasti pupus dan tak berarti apa-apa.
Kadang-kadang manusia lupa akan kematian. Karena tenggelam dalam kenikmatan dunia, yang hanya sebentar itu. Kadang-kadang kehidupan dunia membuat manusia terhempas dalam khayalan yang tak ada ujungnya. Mereka terus menerus melanglang mengikuti hawa nafsunya, yang seakan tak berbatas. Manusia ingin mereguk segala kenikmatan dunia. Manusia yang mengejar kenikmatan dunia itu, bagaikan mereka yang mengejar fatamorgana di padang pasir, yang tak pernah mendapatkan kepuasan, dan tak pernah menemukan air yang dapat menghilangkan rasa dahaganya.
Mengapa manusia menjadi lupa terhadap hakekat tujuan hidupnya? Mengapa manusia melupakan akan pertanggung-jawaban yang pasti akan diminta oleh Sang Pencipta Allah Rabbul Azis itu? Mengapa manusia berkhianat terhadap dzat yang menciptakan dirinya? Mengapa manusia hanya menghabiskan waktunya untuk bersenda gurau dan main-main? Mengapa manusia memilih bergaul dan bercengkerama dengan para ahlul maksiat dan ahlul bathil?
“Tidak ada tempat yang bisa didiami seseorang setelah mati,
kecuali yang telah ia kerjakan sebelum mati.
Jika ia mengerjakan kebajikan, maka tempatnya pun baik,
tapi bila ia mengerjakan kejahatan, maka akan celakalah pembuatnya.
Buat ahli waris yang sibuk megumpulkan harta benda dunia,
pasti tak ada gunanya bagi mereka yang sudah mati”.
Suatu saat, tatkala ajalnya sudah mendekat Amr Ibn Ash menangis lama ….Kapan lagi seseorang menangis bila tidak pada saat seperti ini? Dan, ketika ia sedang menangis, datanglah anaknya yang sangat zuhud yaitu Abdullah. Ia mengingatkan ayahnya agar berbaik sangka kepada Allah Ta’ala, dan selalu menaruh harapan kepada-Nya.
“Bukankah engkau telah masuk Islam, ayah?”, tukas Abdullah. “Engkau telah ikut hijrah bersama Rasulullah Saw?”, tambahnya. “Bukankah Rasulullah Saw telah mengangkat engkau menjadi panglima perang?”, lanjut Abdullah. “Bukankah ayah telah menaklukan Mesir?”, tegas Abdullah. Tapi, justru Amru Ibn Ash memalingkan mukanya ke dinding, sambil menangis panjang. Lalu, menghadapkan wajahnya ke orang-orang yang di sekelilingnya. Amru Ibn Ash menangis panjang, ketika ia mengingat kembali sebelum masuk Islam. “Adakah dosa-dosaku akan dihapuskan, ketika kelak aku menghadap Rabb?”, gumam Amru Hanya satu kalimat yang masih tersisa padaku, yang akan kujadikan hujjah dihadapan Allah Ta’ala yaitu: “Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah”.
Tentu, kalau ada orang yang dapat lolos dari kematian adalah Nabi Muhammad Saw. Tapi, kenyataannya tidak, dan Rasulullah Saw melewati saat yang juga dilewati manusa biasa.Padahal Rasulullah Saw adalah manusia yang paling mulia, dan kekasih Allah Rabbul Azis. Hanya bedanya dengan manusia biasa, beliau menerima kematian dengan lapang dada, karena telah banyak melakukan amal kebajikan.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw, ketika menghadapi sakaratul maut, mengambil khamishah (kain kecil), dan menaruhnya di wajah beliau, karena beratnya kondisi yang beliau hadapi. Lalu, beliau berdoa: “Laa ilahaa illallah…laa ilaaha illallah … laa ilaaha illallah. Sungguh, kematian itu amat pendih. Ya Allah, bantulah aku menghadapi sakaratul maut. Ya Allah, ringankanlah sakaratul maut ini buat ku”.
Aisyah menuturkan: “Demi Allah, beliau mencelupkan kain itu ke air, lalu meletakkannya di atas wajahnya”. Lalu, beliau berdoa: “Ya Allah, bantulah aku menghadapi sakaratul maut”. Mengapa Rasulullah Saw berdoa seperti itu? Para Sahabat menafsirkan, beliau berdoa demikian, karena diberi dua pilihan. Diperpanjang usianya atau bertemu Tuhannya. Tetapi, beliau, ‘justru memilih teman Tertingginya (Rabbnya)’ “Aku ingin segera meninggalkan dunia ini … aku ingin meninggal saat ini  ujar Rasulullah Saw.
Beliau tahu, betapapun panjangnya usia dan jauhnya ajal, beliau tetap akan mengalami kematian. 
Semoga musibah yang tadi pagi dialami 2 keluarga (Istri pak Badar Dan Orang Tua Bang Adi)  Menjadi sebuah nasehat bagi kita,  
Nasehat, nasehat bicara dan nasehat yang Diam, nasehat yang berbicara ialah Al-Qur'an dan nasehat yang diam adalah kematian   Wallahu ‘alam. (Tito)
Lanjut Bacanya - Kematian Sebagai Nasihat

Sabtu, 26 Februari 2011

Revolusi Seorang Pedagang Sayur


Oleh: Ust Faturrohman Arif
 Apakah Revolusi di Tunisia menjadi tanda berakhirnya era para diktaktor yang bengis dan dimulainya era khilafah Islamiyah ? Apa peranan dakwah dan jihad global di tengah kecamuk politik negeri-negeri Islam yang terpengaruh efek domino dari revolusi Tunisia? Siapkah umat Islam dengan kembalinya khilafah memimpin dunia?
Revolusi di Tunisia bermula dari seorang tukang sayur bernama Muhammad Bouazizi, berumur 26 tahun. Muhammad Bouazizi  adalah simbol pemuda tertindas di wilayah Sidi Bouzid Sidi, 300 kilometer sebelah selatan ibukota Tunisia. Pemuda di sana banyak yang bergelar sarjana namun sehari-hari hanya berkeliaran di café-cefe di jalan berdebu kota miskin, menunjukkan kegagalan pemerintah memberikan jaminan pekerjaan yang layak.
Bouazizi, selama tujuh tahun berjibaku menjadi tukang sayur hingga polisi menyita gerobak sayurnya, 17 Desember 2011 dengan menuduhnya berjualan tanpa izin. Bouazizi sudah mencoba membayar 10 dinar Tunisia dan membayar lagi sekitar 7 dolar, namun ia malah ditampar, diludahi dan ayahnya yang sudah meninggal dihina. Bouazizi tidak terima dihina seperti itu, dan melapor ke markas provinsi berharap didengarkan keluhannya. Namun, sebagaimana biasanya para pejabat bertemu dengannya pun tak mau. Bouazizi pun mengambil langkah sendiri, dia menuangkan bahan bakar ke tubuhnya dan membakar dirinya sendiri. Ternyata Bouazizi tidak hanya membakar dirinya tetapi membakar amarah seluruh rakyat Tunisia atas kediktaktoran rezim yang berkuasa.
Ben Ali, sang diktaktor sempat mengunjungi Bouazizi pada tanggal 28 Desember untuk meredam api yang sudah membakar rakyat Tunisia. Namun, api di dada rakyat Tunisia sudah tidak bisa lagi dipadamkan, dan pada tanggal 14 Januari, hanya 10 hari setelah Bouazizi meninggal, kediktaktoran Ben Ali tergulingkan oleh sebuah intifadhah yang dipicu seorang tukang sayur.
Ben Ali, sang diktaktor Tunisia yang telah berkuasa selama 23 tahun adalah lambang pemerintahan sekuler negara-negara Islam, khususnya dunia Arab yang gagal menjalankan sistem pemerintahannya di segala aspek kehidupan. Pengangguran, liberalisasi ekonomi, pasar bebas adalah sumber masalah bagi Tunisia. Apalagi Tunisia tidak memiliki sember daya alam dan sangat bergantung pada asing. Ditambah lagi pemerintahan yang korup, represif, ketertutupan akses politik, maka lengkaplah penderitaan rakyat Tunisia yang akhirnya berujung kepada perlawanan untuk sebuah perubahan. Sebuah revolusi telah dimulai.
Masa Berakhirnya Para Diktaktor?
Runtuhnya rezim diktaktor Tunisia teryata menjadi kekhawatiran tersendiri bagi semua diktaktor, khususnya di negara-negara Arab. Mereka khawatir rakyat di negara mereka akan menjadikan revolusi di Tunisia sebagai inspirasi, dan itulah yang saat ini terjadi!
Abdul Bari Atwan, editor Al Quds Al Arabi yang berbasis di London menulis sebuah artikel berjudul Terima Kasih Rakyat Tunisia mengungkapkan kekhawatiran para diktaktor Arab atas revolusi Tunisia.
 "Beberapa hari ini merupakan hari yang kritis bagi kebanyakan kediktaktoran pemimpin Arab. Kondisi kehidupan di Tunisia masih lebih baik dibandingkan kebanyakan negara Arab lainnya. Lebih lagi, diktaktor Tunisia tidak terlalu represif dibandingkan di dunia Arab lainnya".
Abdul Bari Atwan, yang pernah menulis buku The Secret History of Al-Qa'ida (bercerita ttentang Syekh Usamah bin Ladin dan Al Qaeda) juga memberikan 'saran' menarik untuk pemerintahan Amerika terkait revolusi di Tunisia. Atwan menyarankan pemerintahan AS menyiapkan sebuah pulau di Kepulauan Pasifik untuk menerima sekutu Arab dan para diktaktor lainnya.
Pakar politik Arab, Hussein Majdoubi juga menganalisa kemungkinan terjadinya revolusi serupa di Tunisia akan merembet ke negara-negara Arab. Penguasa Maroko, Libya, Aljazair, dan Mesir menurutnya merupakan target revolusi selanjutnya. Dia juga kecewa dengan Barat yang terus menerus memberikan dukungan kepada para diktaktor Arab dan mengabaikan keadaan politik yang menyedihkan.
Clovis Maksoud, mantan utusan Liga Arab untuk PBB mengatakan revolusi Tunisia adalah inspirasi dunia Arab yang dipakai oleh negeri-negeri dengan rezim diktator. Dalam sebuah wawancara dengan Press TV, dia mengatakan "revolusi Tunisia merupakan salah satu peristiwa paling inspiratis di dunia Arab di waktu kontemporer ini".
Yvonne Ridley, jurnalis Muslimah yang juga seorang mualaf asal London, UK, berpendapat bahwa rakyat dunia Arab saat ini telah kehilangan rasa takut terhadap rezim-rezim Arab yang menindas dan korup yang disangga oleh kekuatan AS dan Eropa, dan akan mulai berjatuhan seperti kartu domino. Dia melanjutkan :
"Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengirimkan Air Force One untuk mengumpulkan semua diktator, tiran dan para penguasa yang lalim yang digaji oleh AS dan membawa mereka kembali ke Washington. Seperti kotoran hewan peliharaan di New York Central Park, anda harus bertanggung jawab atas kekacauan anjing Anda."
Revolusi rakyat Tunisia membuat para diktaktor Arab panik. Hal yang menimpa Ben Ali merupakan penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap seorang pemimpin Arab.  Sebuah kejadian luar biasa bila diktaktor Tunisia yang telah berkuasa selama 23 tahun akhirnya ditumbangkan oleh perlawanan rakyat yang kecewa dan muak dengan sistem yang mengatur mereka selama ini. Era para diktaktor nampaknya segera akan berakhir.
Efek Domino Revolusi Tunisia
Aksi tukang sayur, Muhammad Bouazizi, yang mencetuskan revolusi Tunisia teryata segera menjadi inspirasi rakyat di beberapa negeri Arab lainnya. Ada hampir selusin orang meniru aksi bakar diri di beberapa ibukota Arab, beberapa diantaranya termasuk di Kairo dan Aljazair. Bahkan, hingga saat ini, demonstrasi menuntut turunnya diktaktor Mesir, Husni Mubarak masih terus terjadi di jalan-jalan kota Mesir. Mesir kini bergolak.
Para pengunjuk rasa di Mesir bahkan membakar gedung pemerintah di kota pelabuhan Suez. Seorang saksi mata mengatakan protes terhadap pemerintahan diktaktor Husni Mubarak terus berlanjut di Mesir.
Pengunjuk rasa juga melemparkan bom molotov ke gedung pemerintah pada Rabu (26/1/2011), pembakaran dan pelemparan bom juga dilakukan di markas partai yang berkuasa, Partai Demokrasi Nasional, seperti yang dilaporkan AFP.

Ribuan penduduk Mesir turun ke jalan di seluruh negeri untuk melanjutkan aksi unjuk rasa yang belum pernah terjadi sebelumnya, menentang larangan pemerintah yang sebelumnya diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri. Pengunjuk rasa membakar ban dan melempari polisi dengan batu di Kairo sementara polisi anti huru-hara yang bersenjata lengkap telah dikerahkan di kota-kota besar untuk membubarkan masa yang menentang aturan diktaktor Mesir tiga dekade, Mubarak.

Bentrokan dilaporkan terjadi di kota Alexandria dan Suez, di mana tentara keamanan menggunakan meriam air, gas air mata, pentungan dan peluru karet untuk membubarkan massa. Setidaknya 70 orang-55 pengunjuk rasa 15 polisi-terluka dalam bentrokan di Suez.

Demonstrasi besar-besaran di Mesir telah berjalan lima hari dan hingga hari ini terus terjadi bahkan semakin memanas. Polisi Mesir bahkan menembak 17 orang yang mencoba menyerang kantor polisi di Kairo, Mesir. Aksi ini terjadi menyusul peryataan diktaktor Mesir Husni Mubarak yang menolak turun tahta. Peryataan ini sontak semakin memanaskan suasana dan menambah semangat puluhan ribu massa turun ke jalan-jalan di kota-kota besar di Mesir. Efek domino revolusi Tunisia kini merambat dan terjadi di Mesir dengan satu tujuan yang sama, menurunkan para diktaktor!
Di Yaman, rakyat pun menuntut turun diktaktor bengis Ali Abdullah Saleh. Ribuan penduduk berdemonstrasi di ibukota, Sanaa, menyerukan sang diktaktor selama 30 tahun, Ali Abdullah Saleh, mundur. Keberanian rakyat Yaman untuk menggulingkan presidennya muncul setelah protes massa di Mesir dan revolusi di Tunisia yang berhasil menggulingkan rezim berkuasa.

Rakyat Yaman mengeluhkan meningkatnya kemiskinan di kalangan penduduk muda dan frustasi dengan kurangnya kebebasan politik. Juga mengeluhkan korupnya para pejabat.

"Kita berkumpul hari ini untuk menuntut turunnya Presiden Saleh dan pemerintahan korupnya," ujar para demonstran.

Revolusi Tunisia memicu solidaritas warga di dunia Arab, terutama umat Islam yang muak dengan sistem pemerintahan diktaktor dan sekuleristik yang selama ini diterapkan. Setelah Tunisia, revolusi merembet ke Mesir, bisa jadi meluas hingga ke Yaman, dan mungkin akan terus berlanjut ke seluruh wilayah dunia Arab. Sebuah perubahan besar sedang terjadi. Para Fir'aun tengah menghadapi kemarahan dan perlawanan 'Musa' yang bangkit melawan kedzoliman!
Seruan Dakwah & Jihad Global
Revolusi Tunisia juga didukung dan bersinergi dengan seruan dakwah dan jihad global. Semua bermuara kepada ujung yang sama, penerapan syariat Islam dan menegakkan khilafah Islamiyah.
Puluhan aktivis Muslim di London berdemonstrasi di depan Kedubes Tunisia di London, Jum'at (21/1) menyerukan kepada umat Islam di Tunisia untuk menerapkan syariat Islam (Khilafah). Dalam demonstrasi tersebut, para aktivis Islam mengusung tulisan Shariah For Tunisia, dalam bahasa Inggris, Arab, dan juga Perancis. Mereka juga meneriakkan "Shariah Akan Kembali" dan "Khilafah Akan Kembali" yang disusul dengan gema takbir!
Sementara itu, Al Qaeda wilayah Maghrib atau yang lebih dikenal dengan sebutan AQIM mendukung revolusi Tunisia dan menyerukan penerapan syariat Islam sesegera mungkin di Tunisia. Dalam sebuah video berdurasi 13 menit, Syekh Abu Musab Abdul Wadud, amir AQIM, mengatakan mendukung aksi unjuk rasa rakyat Tunisia untuk menggulingkan diktaktor Ben Ali. Dalam video yang dikirimkan ke forum-forum jihad tersebut, beliau juga memberikan sejumlah saran strategis, termasuk siap untuk memberikan pelatihan penggunaan senjata.
Syekh Abu Musab Abdul Wadud juga mengecam Ben Ali karena melakukan penindasan, korupsi, dan tak memedulikan kepentingan rakyat jelata. Ia meminta para demonstran segera menggulingkan Ben Ali dan menerapkan hukum syariat Islam di Tunisia. Ia mengatakan, Muslim Tunisia harus memperluas aksi revolusi menjadi skala nasional.
AQIM pimpinan Syekh Abu Musab Abdul Wadud adalah tandzim Al-Qaeda di Al Jazair, atau lengkapnya Tandzim Al-Qaeda Biladil Maghrib Islami (Al Qaeda di Negara-negara Islam Afrika Utara) yang hingga saat ini eksis dan terus melebarkan pengaruhnya. Dulunya sebelum bergabung dengan Al Qaeda tandzim ini bernama The Salafist Group for Call and Combat (GSPC) atau dalam bahasa Arabnya Al Jama'ah As Salafiyyah lidakwah wal Qital.
Menurut para pakar, basis AQIM kini semakin melebar ke sejumlah negara, seperti Tunisia, Al Jazair, Mauritania, dan Mali. Mereka selalu mengatakan :
"Bencana Anda adalah bencana kami dan penderitaan Anda adalah penderitaan kami".
Sistem Apa Yang Akan Digunakan?
Ke manakah arah revolusi Tunisia? Akankah syariat Islam segera diterapkan di sana? Tunisia adalah sebuah negara Arab yang berpenduduk Muslim terletak di Afrika Utara, tepatnya di pesisir Laut Tengah. Tunisia berbatasan dengan Aljazair di sebelah barat, dan Libya di selatan dan timur.
Di antara negara-negara yang terletak di rangkaian Pegunungan Atlas, wilayah Tunisia termasuk yang paling timur dan terkecil. 40% wilayah Tunisia berupa padang pasir Sahara, sisanya tanah subur.
Tunisia menjadikan sistem sekuler, yakni Republik untuk mengatur sistem kenegaraan dan bermasyarakatnya setelah merdeka dari penjajahan kafir Perancis pada 20 Maret tahun 1956. Ben Ali, naik ke tampuk kekuasaan melalui sebuah kudeta tak berdarah di tahun 1987 untuk kemudian menjadi penguasa diktaktor selama kurun waktu 23 tahun.
Selama berkuasa, Ben Ali tiada hentinya melakukan kejahatan kepada umat Islam Tunisia yang hal ini menunjukkan bahwa dirinya memang seorang diktaktor sejati. Bahkan Ben Ali adalah seorang pendukung setia zionis Israel, dimana dirinya melarang rakyat Tunisia demo anti Israel bahkan melarang upaya pengumpulan bantuan untuk Muslim Gaza. Terlalu!
Ben Ali juga seorang kaki tangan Amerika yang setia serta anti syariat Islam. Dia melarang jilbab, menutup masjid dan menugaskan polisi untuk selalu memata-matai masjid. Di tahun 1990-an Ben Ali mulai menangkapi kaum Muslimin yang memanjangkan jenggot di Tunisia- yang sebenarnya mereka ingin kembali kepada syariat Islam- melarang mereka ke masjid dan di tempat kerja dan lembaga-lembaga sekolah.
Ben Ali dan keluarganya teryata juga gemar mencuri kekayaan rakyat Tunisia sementara di waktu yang bersamaan rakyat Tunisia dibiarkan miskin, tak punya pekerjaan dan didzolimi setiap harinya. Korupsi dan kolusi menjadi santapan sehari-hari pejabat Tunisia yang akhirnya membuat rakyat Tunisia muak dengan sistem pemerintahan dan kediktaktoran Ben Ali hingga akhirnya bergerak melawan dan menggulingkan sang diktaktor.
Pasca tergulingnya Ben Ali, untuk pertama kalinya dalam 23 tahun, pemuda Muslim melaksanakan sholat berjamaah di jalan-jalan di kota Tunisia. Semangat untuk kembali dan menerapkan syariat Islam menjadi salah satu alternatif rakyat Tunisia, terutama kaum mudanya. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran pejabat-pejabat sekuler dan mantan pendukung diktaktor Ben Ali.
Menteri Pembangunan Daerah, Silvan Shalom menyatakan keprihatinan tentang penggulingan penguasa diktator Ben Ali, karena "langkah ini akan memfasilitasi pergerakan Islam di negeri ini".
Rakyat Tunisia yang tidak puas dengan hasil kudeta terhadap pemerintah negara itu, menyerukan perubahan radikal dalam politik. Mereka melakukan aksi massa menuntut pembebasan tahanan politik dari penjara diktator Ben Ali.
Sebagian besar rakyat Tunisia menyeru untuk mendirikan negara Islam dan menegakkan syariah Islam dan untuk memastikan konsolidasi negeri-negeri Muslim. Umat yang berdemoa di Tunisia meneriakkan : "tidak ada jalan lain, tidak ada jalan lain, Islam satu-satunya solusi!"  "Dengan jiwa kami, dengan darah kami, kami akan berkorban untuk Anda, wahai Islam!"

Berdiri di hadapan tentara Tunisia, mereka mengalamatkan kalimat ini untuk : "Kalian di Palestina, kalian di Irak, jatuhkan rantai penguasa dari leher kalian dan penuhi tugas Anda!"  "Wahai tentara Muslim, kami siap bersama Anda, dengan darah kita, dengan jiwa kita, dan anak-anak kita!  gulingkan rezim yang menindas!"
Sebuah pilihan tepat bagi rakyat Tunisia adalah menerapkan syariat Islam dan menegakkan sistem pemerintahan secara Islami, yakni dengan menegakkan khilafah Islam. Hendaknya rakyat Tunisia yang mendapatkan 'berkah' dari Allah SWT., dengan tumbangnya rezim diktaktor Ben Ali dapat memenfaatkan moment yang sangat berharga ini dan tidak tertipu dengan bujuk rayu dan tipu daya setan yang menawarkan racun demokrasi.
Seorang mujahid pernah menuturkan pengalaman berharga dalam perjuangan :
"Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa jiwa ikhlas, dan berhasil menghidupkan kecintaan mati syahid. Tetapi kita lalai memikirkan kekuasaan (politik). Sebab kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Hasilnya, kita sukses mengubah arah angin kemenangan. dengan pengorbanan yang mahal, hingga menjelang babak akhir saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan "rahmat" kepada kita-demikian kosa kata yang biasa mereka gunakan-untuk menjinakkan kita."
Faktanya, hingga saat ini revolusi di Tunisia belum diketahui akan bermuara kemana. Situasi masih tidak menentu. Saat ini, Perdana Menteri Mohammad Ghannouchi yang menjabat kekuasaan sementara menjanjikan segera digelar sebuah pemilu yang akan mengganti sistem presidensial ke sistem parlemen. Tentu saja janji ini hanyalah sebuah kebohongan saja yang tidak akan membawa dampak perubahan yang berarti. Karena pergantian rezim dan sistemnya masih dalam koridor sistem demokrasi yang anti syariat Islam.
Pergantian rezim atau diktaktor di sebuah negara bukanlah jaminan pasti perubahan kehidupan di negara tersebut. Pengalaman membuktikan pergantian rezim tanpa diikuti pergantian sistem kehidupan secara menyeluruh tidak akan membawa perubahan apapun. Apalagi janji-jani manis perubahan dan reformasi selalu diteriakkan oleh musuh-musuh Islam yang tidak bersedia syariat Islam dan khilafah diterapkan menjadi satu-satunya sistem yang mengatur kehidupan masyarakat Islam. Akhirnya, demokrasilah yang selalu ditawarkan sebagai alternatif terbaik sebuah perubahan. Padahal demokrasi adalah racun berbisa yang sangat mematikan bagi umat Islam yang rindu kembalinya syariat Islam di seluruh aspek kehidupan. Untuk itu, tidak ada alternatif lain, dan tidak ada sistem lain bagi umat Islam dimanapun kecuali kembali menerapkan syariat Islam secara kaafah (sempurna) dalam bingkai khilafah Islam.
Khilafah, Siap Memimpin Dunia
Dari Nu'man bin Basyir dari Hudzaifah bin Yaman radliallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (KHILAFAH 'ALAA MINHAJIN NUBUWWAH), adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa kerajaan yang menggigit (MULKAN ADLON), adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa kerajaan yang menyombong (MULKAN JABARIYYAH), adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (KHILAFAH 'ALAA MINHAJIN NUBUWWAH)". Kemudian beliau (Nabi) diam." (H.R. Ahmad dan Al Baihaqi. Misykatul Mashabih: Bab Al Indzar wa Tahdzir, Al Maktabah Ar Rahimiah, Delhi, India. Halaman 461. Musnad Ahmad, juz 4, halaman 273).
Berita dari Nabi SAW., di atas menjadi kabar gembira bagi kaum Muslimin saat ini. Masa atau era khilafah (sistem kenegaraan Islam) yang mengikuti jejak kenabian tidak akan lama lagi akan dimulai pasca runtuhnya era 'mulkan jabariyah' atau era raja-raja yang sombong (bengis) alias para diktaktor.
Fenomena revolusi Tunisia, disusul Mesir, dan seterusnya bisa jadi menandai kebenaran hadits yang diyakini sebagai fase-fase sejarah kemunduran dan kebangkitan umat Islam. Pasca runtuhnya khilafah Islam terakhir di Turki, 3 Maret 1924, kaum muslimin memasuki periode buruk dalam sejarahnya. Digulingkannya sistem khilafah Islam oleh 'dajjal' Mustafa Kemal At Tatruk melahirkan sistem sekuler yang melahirkan para pemimpin diktaktor di seluruh negara-negara Islam. Pada saat itulah berakhir masa "mulkan adlon" dan dimulai masa "mulkan jabariyyah" alias para diktaktor. Para diktaktor ini atas desakan Barat menggunakan sistem demokrasi sekuler dengan pemilu sebagai jargon kebebasan dan perubahan.
Kini, umat sadar betapa bengisnya raja-raja dan pemimpin mereka sang diktaktor. Sistem demokrasi sekuler teryata juga hanya menjanjikan angin surga tanpa ada kenyataan sama sekali. Kondisi kehidupan yang terpuruk akibat menerapkan sistem dan ideologi kufur demokrasi akhirnya membangkitkan kesadaran dan angin perubahan di seluruh negeri-negeri Islam. Revolusi Tunisia menjadi pemicu sekaligus inspirasi.
Bersandar kepada berita gembira dari Nabi SAW., di dalam hadits sejarah umat Islam tersebut, maka pasca tumbangnya para diktaktor yang bengis akan menandai awal kemunculan sistem khilafah Islami dan berlakunya kembali syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Umat pun merindukan kemunculan kembali Al-Mahdi, sosok khalifah yang muncul pasca berakhirnya periode "mulkan jabbariyah" atau para diktaktor bengis. Tergulingnya Ben Ali, dan kemungkinan Husni Mubarak, dan disusuk para diktaktor lainnya menjadi tanda dekatnya masa yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW., tentang munculnya khilafah Islamiyah berdasarkan metode kenabian. Revolusi Tunisia bisa jadi menjadi sebuah pengantar datangnya masa yang dijanjikan tersebut, di mana umat Islam dan bahkan umat di seluruh dunia akan hidup dalam ketentraman, kesejahteraan, dan rahmat bagi alam semesta. Untuk itu, bersiapkan wahai kaum Muslimin menyambut datangnya kembali khilafah Islamiyah untuk memimpin dunia!
Wallahu'alam bis showab!
Lanjut Bacanya - Revolusi Seorang Pedagang Sayur

Meneladani Rasulullah Seutuhnya

 
  Oleh: Ust Faturrohman Arif
إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan nikmat keimanan dan kesehatan kepada kita.
Dialah pula yang telah menyisipkan hidayah dalam hati kita, yang dengan hidayah tersebut, Allah Ta’ala telah menggerakkan hati kita untuk melangkahkan kaki kita menuju masjid ini. Sehingga kita bisa berkumpul bersama untuk menunaikan kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan shalat Jum’at dan mendengarkan khutbah Jum’at yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan ibadah shalat Jum’at ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Semoga kecintaan kita kepada beliau shallaLlahu alayhi wa sallam, dapat mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama dengan para Nabiyyin, shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin.
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia. Selanjutnya, izinkanlah khatib mengingatkan kita semua untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena tidak ada bekal terbaik yang dapat menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak kecuali taqwa. Wa tazawwadu fainna khayra zadittaqwa... Tidak ada pakaian yang dapat menyelamatkan kita dari panasnya api neraka kecuali juga taqwa... wa libaasut taqwa dzalika khayr...
idak ada pula derajat kemuliaan yang pantas disematkan kepada seseorang kecuali derajat ketaqwaan... Inna akramakum indaLlahi atqakum... Dengan taqwa kepada Allah inilah kita berupaya menjalani kehidupan sehari-hari kita.
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia
Di bulan Rabi’ul Awwal ini, masyarakat kita terbiasa memperingati hari Maulid Nabi Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Berbagai acara diselenggarakan untuk memeriahkan hari tersebut. Bahkan istana Negara sejak masa pemerintahan Bung Karno hingga hari ini telah rutin menyelenggarakan acara untuk memperingati maulid Nabi Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam. Berbagai ekspresi kecintaan diungkapkan.
Berbagai nasihat untuk meneladani kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam juga telah disampaikan. Namun, sudahkah berbagai kegiatan tersebut telah menghantarkan ummat ini untuk sungguh-sungguh meneladani Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam ? Atau akhirnya, ia hanya menjadi seremoni hampa tanpa makna.
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia. Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam tidak pernah meminta ummatnya untuk merayakan hari lahirnya. Tidak pula para sahabat nabi, yang jelas-jelas mereka adalah kaum yang mencintai Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam, melakukannya. Akan tetapi, upaya meneladani kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam, sebagaimana yang sering dinasihatkan dalam peringatan Maulid Nabi adalah sesuatu yang sangat penting. Karena, sesungguhnya keimanan kita kepada Allah Ta’ala, tidak akan sempurna sebelum kita menjadikan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam sebagai teladan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab [33] : 21)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menjelaskan bahwa mereka yang meneladani RasuluLlah shallaLlahu alayhi wa sallam adalah mereka yang lurus Tauhidnya kepada Allah. Mereka yang selalu mengharapkan keridhaan Allah dan balasan terbaik di kampung akhirat. Mereka yang menghiasi hari-harinya dengan banyak mengingat Allah Ta’ala.
Bahkan dalam ayat Al-Qur’an lainnya, Allah Ta’ala menegaskan bahwa syarat mendapatkan cinta-Nya adalah mengikuti jejak langkah (sunnah) Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31)
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran [3] : 31)
Ma’asyiral muslimin... jamaah shalat Jum’at yang semoga dirahmati Allah. Untuk itu mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam adalah kewajiban asasi bagi setiap muslim. Ini merupakan konsekwensi dari syahadat kita yang kedua, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Mengikuti sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam juga merupakan jalan keselamatan dalam kehidupan akhir zaman saat ini yang penuh dengan fitnah.
Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Irbadh ibn Sariyyah radhiyaLlahu ‘anhu,
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّمَا الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ الْأَنِفِ حَيْثُمَا قِيدَ انْقَادَ
"Aku telah tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjukk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak Habasyi. Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan menurutinya." (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunannya nomor 43, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya nomor 16519)
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia. Sesungguhnya yang dimaksud dengan sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam bukanlah hal-hal tertentu saja dalam kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam. Bukan terbatas dalam masalah ubudiyyah (shalat, zakat, shaum dan sejenisnya) saja.
kan tetapi seluruh kehidupan Rasulullah adalah sunnah yang harus diikuti. Karena tidak ada satu pun ucapan dan perbuatan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam yang keliru. Seluruh segi kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam telah terbimbing dengan wahyu.
َمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm [53] : 3-4)
Bahkan dahulu para sahabat Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam sangat memperhatikan dan meneladani kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam hingga sampai pada masalah-masalah yang kita anggap remeh dan sepele.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Jabir Ibn Abdullah radhiyaLlahu ‘anhu
أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي ذَاتَ يَوْمٍ إِلَى مَنْزِلِهِ فَأَخْرَجَ إِلَيْهِ فِلَقًا مِنْ خُبْزٍ فَقَالَ مَا مِنْ أُدُمٍ فَقَالُوا لَا إِلَّا شَيْءٌ مِنْ خَلٍّ قَالَ فَإِنَّ الْخَلَّ نِعْمَ الْأُدُمُقَالَ جَابِرٌ فَمَا زِلْتُ أُحِبُّ الْخَلَّ مُنْذُ سَمِعْتُهَا مِنْ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و قَالَ طَلْحَةُ مَا زِلْتُ أُحِبُّ الْخَلَّ مُنْذُ سَمِعْتُهَا مِنْ جَابِرٍ
Suatu hari aku diajak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke rumahnya, kemudian beliau mengeluarkan sepotong roti. Beliau bertanya kepada istri-istrinya: "Apakah ada lauk pauk?" Mereka menjawab; 'Tidak ada, kecuali sedikit cuka. Lalu beliau bersabda: Sesungguhnya cuka adalah sebaik-baik lauk.' Jabir berkata; 'Aku menyukai cuka sejak aku mendengarnya dari Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Thalhah berkata; Aku menyukai cuka sejak aku mendengarnya dari Jabir. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya nomor3825)
SubhanaLlah... bayangkanlah... Ikhwatal Iman rahimakumullah... Jabir Ibn Abdullah radhiyaLlahu ‘anhu tidak pernah menyukai cuka sebelumnya. Akan tetapi ketika ia mendengar bahwa Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam menyukai makan dengan cuka, Jabir menjadi suka dengan cuka. Sedangkan Thalhah ibn Nafi’ yang mendengarkan hadits ini dari Jabir ibn Abdullah juga adalah seseorang yang tadinya tidak menyukai makan dengan cuka. Akan tetapi setelah mendengar hadits dari Jabir ini ia jadi menyukai cuka. Jika untuk masalah yang sepele seperti ini saja para salaful ummah demikian memperhatikan sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam apa lagi dengan sunnah-sunnah lainnya yang lebih penting.
Untuk itu Ikhwatal Iman rahimakumullah, kita tidak boleh memilih-milih aspek tertentu saja dalam meneladani Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam. Tidak boleh kita parsial dalam memahami dan mengamalkan sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam ini. Karena sesungguhnya, mengamalkan sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam secara utuh adalah jalan agar kita meraih jannah yang dijanjikan Allah Ta’ala.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi menjawab: "Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan." (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya nomor 6737)
Maasyiral muslimin rahimakumullah... Karena itu, marilah kita meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam. Kita meneladani ibadah beliau shallaLlahu alayhi wa sallam. Sebagai contoh misalnya, bagaimana Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam sangat memperhatikan shalat lima waktu, dan berjamaah di masjid dalam melaksanakannya.Hingga dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyaLlahu ‘anhu, Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam bersabda :
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُم
Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya (Allah Ta’ala), sungguh aku sangat ingin untuk memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan seseorang untuk adzan, dan orang lain aku perintahkan untuk meng-imam-kan manusia (kaum muslimin). Kemudian aku akan pergi ke rumah para lelaki yang tidak menghadiri shalat berjama’ah dan aku bakar rumah-rumah mereka. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, no 608)
Demikian marahnya Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam kepada para laki-laki yang terbiasa tidak hadir shalat berjamaah di masjid, hingga Rasulullah berkeinginan untuk membakar rumah mereka. Karena itu jika memang betul kita mencintai Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam, janganlah kita membuat beliau shallaLlahu alayhi wa sallam marah. Berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk shalat berjama’ah di masjid. Jangan biarkan masjid-masjid kita kosong. Jika kita tidak bisa hadir berjama’ah di masjid pada waktu siang dan sore dimana, setidaknya hadirilah shalat berjama’ah di waktu shubuh. Jangan sampai muncul benih-benih kemunafikan dalam jiwa kita karena tidak biasa hadir shalat shubuh berjama’ah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنْ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Dari Abu Hurairayrah radhiyaLlahu ‘anhu, beliau berkata, “Telah bersabda RasuluLlah shallaLlahu alayhi wa sallam, “Tidak lah ada shalat yang lebih memberatkan bagi orang-orang munafiq kecuali shalat Shubuh dan Isya’. Kalau saja mereka mengetahui (keutamaan) yang ada pada kedua shalat itu, pastilah mereka akan mendatangi keduanya (masjid) walaupun dengan merangkak. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, no 617)
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia. Kita teladani pula ketegasan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam dalam perkara aqidah. Beliau shallaLlahu alayhi wa sallam menolak mengakui kebenaran agama lain dan menolak pula beribadah dengan cara agama lain. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَام
Sesungguhnya diin di sisi Allah adalah Islam. (QS. Ali Imran [3] : 19)
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Katakanlah, "Wahai orang-orang kafir. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah." (QS. Al-Kafirun [109] : 1-2)
Beliau shallaLlahu alayhi wa sallam juga tidak mau ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya aqidah ummat ini. Karena itu Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam pernah merobohkan masjid yang dibangun oleh orang-orang munafiqin yang disebut sebagai masjid Dhirar. Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam juga memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk membunuh Nabi palsu yang hidup pada masa itu, Musailamah al-Kadzab. Jelas, tidak ada kompromi untuk masalah aqidah ini.
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia. Selain itu, mari kita teladani pula ketegasan Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallamdalam urusan penegakan hukum syariat. Tidak ada seorang pun yang istimewa di hadapan hukum. Tidak ada yang kebal dan boleh mempermainkan hukum. Sampai-sampai Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam bersabda,
إِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَ إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ قَطَعُوهُ لَوْ كَانَتْ فَاطِمَةُ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
Sesungguhnya kaum Bani Israil memiliki kebiasaan, jika mencuri salah seorang yang terhormat di kalangan mereka, maka mereka akan membiarkannya (tidak menghukumnya). Sedangkan jika yang mencuri adalah orang yang lemahmaka mereka memotongnya (menghukumnya). Sungguh, jika Fathimah (binti Muhammad, puteri Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam) mencuri niscaya aku akan potong tangannya. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya nomor 3526)
Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam menerapkan hukum Islam secara paripurna. Dalam seluruh aspek kehidupan. Baik itu politik pemerintahan, hukum jinayat (pidana) hingga hukum yang terkait dengan masalah keluarga. Karena itu jika kita ingin meneladani Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam berusahalah sekuat kemampuan agar tegak pula hukum Allah secara sempurna dalam kehidupan kita. Keinginan kuat agar kita berhukum dengan syariat Allah ini merupakan bukti keimanan kita.
Allah Ta’ala berfirman
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. An-Nisaa [4] : 65)
Semoga dengan upaya kita yang sungguh-sungguh dalam meneladani seluruh sunnah Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam, dan menjadikan sunnah tersebut sebagai manhajul hayah (cara hidup) kita, Allah Ta’ala memberikan kesuksesan dan keselamatan dalam kehidupan kita. Baik di dunia maupun di akhirat.
BarakaLlahu li wa lakum fil qur’anil karim wa nafaani wa iyyakum bimaa fihi minal aayati wa dzikril hakim.
Wa taqabalaLlahu minni wa minkum tilawatahu, innahu Huwas sami’ul aliim.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......
Lanjut Bacanya - Meneladani Rasulullah Seutuhnya

Selasa, 22 Februari 2011

Membangun semangat beramal.


MEMBANGUN SEMANGAT BERAMAL

Muqoddimah.Q.S. As-Shoof ayat 2-3:
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?.  Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Pernahkah kita merenung sejenak tentang kehidupan yang telah dijalani selama ini tentang berbagai macam aktifitas telah kita lakukan, bekerja sehari-hari, mengurus rumah tangga, beribadah, sholat, bershoum (puasa) berhaji dan mengaji dengan rutin juga kita lakukan, semua itu dilakukan untuk meraih keinginan yang kita cita-citakan. Keinginan itu bisa berupa harta kekayaan, anak, kedudukan, pangkat dan jabatan dan lain sebagainya, tapi disamping semua itu ada satu kenikmatan yang hakiki dan abadi kenikmatan yang tidak ada taranya kenikmatan yang belum pernah terbersit didalam hati seseorang, keindahan yang belum pernah dilihat sepasang mata dan kemerduan yang belum pernah didengar oleh telinga.
Surga adalah tempat akhir dimana kita harus berada, setelah menempuh perjalanan dan penantian panjang inilah tempat bagi orang-orang yang beriman, beramal sholeh, bertakwa dan beribadah dengan ikhlas, berita gembiranya adalah semua ummat Rosululloh SAW akan maksud kedalamnya, sebagaimana sabdanya:
عَنْ ( أَبِيْ هُرَيْرَةَ ) أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ قَالَ كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى قَالُوا يا رسول الله وَمَنْ يَأْبَى قال مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.
Dari Abu Huroiroh RA Sesusungguhnya Rosululloh SAW telah bersabda : Setiap ummatku akan masuk surga kecuali orang-orang yang enggan, para shahabat bertanya : wahai Rosululloh siapakah orang yang enggan itu? Rosululloh bersabda: Siapa yang menta’atiku kelak ia akan masuk surga dan siapa saja yang durhaka kepadaku maka sungguh dia adalah orang yang enggan.
Ternyata ada diantara ummat nabi yang masih merasa enggan memasuki surganya Allah SWT, mereka itu adalah orang-orang yang mendurhakai Rosululloh, tidak taat kepada sunnah-sunnahnya, dan jauh dari tuntunan yang telah dicontohkan oleh beliau SAW.
Memang, melakukan sunnah nabi seperti memegang bara api didalam kegelapan, bahkan terkadang terasa bagaikan seperti orang asing, aneh, tdk biasa (tdk lazim) betapa tidak ketika kita berusaha menghidupkan sunnah nabi, mengamalkan perintah perintahnya dan mensuri tauladani uswahnya harus berhadapan dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang tidak sesuai dengan sunnah Rosululloh.
Rosululloh SAW bersabda :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: "إِنَّ الإِسْلامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ"، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الْغُرَبَاءُ؟ قَالَ:"الَّذِينَ يُصْلِحُونَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ" . ,فأهل السنة الغرباء بين جموع أصحاب البدع والأهواء والفرق.
Dari Abu Huroiroh RA ia berkata : Rosululloh SAW telah bersabda : Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana pertama kali maka beruntunglah bagi orang asing itu, para shahabat bertanya: siapa orang asing itu ya Rosululloh? Beliau menjawab : mereka itu adalah orang-orang yang melakukan perbaikan (ishlah) tatkala manusia mengalami kerusakan, maka ahlu sunnah itu adalah orang asing diantara sekumpulan ahli bid’ah, pengikut hawa nafsu dan perpecahan.
Perbaikan yang dimaksud adalah melakukan amal amal sholeh, mereformasi semua struktur tatanan masyarakat yang jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an dan sunnah
Maka sudah sepatutnya kita menghidupkan sunnah nabi dan mengikuti ajaran yang dicontohkan oleh Rosululloh SAW. Perhatikan ayat ayat berikut ini ;
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (Ali Imron : 31-32)
apa saja yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. ( Al-Hasyr :7 )
Terkadang ada orang yang merasa malu, minder dan kurang percaya diri ketika menjadi seorang muslim dan ingin melakukan amal sholeh, merasa bahwa dirinya tidak mulia dihadapan orang lain ( nashrani, pen) sehingga membuat dirinya tidak bangga ketika melakukan perintah Alloh dan Rosul-Nya, sholat dengan sembunyi sembunyi dipojok kantor, malu untuk membawa dan membaca Al-Qur’an. Padahal Allah telah berfirman;
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(Ali-Imron :139)
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membangkitkan semangat beramal, diantaranya adalah:
  1. Istiqomah ( continue ) Q.S. Fushilat (41) ayat 30
  2. Mujahadah ( bersungguh-sungguh). Q.S. Al-Ankabut (29) ayat 69.
  3. Dzikrul Maut (mengingat kematian). Q.S. Muhammad (47) ayat 27-28.
Semoga makalah ini dapat sedikit memberikan motivasi untuk kita semua, segala yang benar datangnya dari Allah maka ambilah yang benar itu. Wallahu Alam bisshowab.
                                                                                                             Penulis
                                                                                                Ust. Shafrijal Mutlis
Lanjut Bacanya - Membangun semangat beramal.

POLIGAMI DALAM ISLAM

Bahagia Dengan Poligami

Oleh: A. Hakim mujaddidi, S.Ag

”Penyebab timbulnya image negatif terhadap praktek poligami yang dibolehkan dalam Islam sebenarnya adalah kaum Muslimin yang tidak komitmen dengan petunjuk agama dalam menjalankan tanggung jawab. Penolakan para muslimah di seperempat bagian masyarakat Muslim lebih disebabkan karena kaum laki-laki Muslim sendiri jatuh dan tidak bisa memenuhi fungsi keagamaan dan kehilangan karakter kelaki-lakian dan patriarkinya.”
Inilah kritikan seorang Muslimah dari keluarga Yahudi Amerika yang dengan ridha menjalani praktek poligami, menjadi istri kedua dari seorang muslim yang shalih dan taat kepada tanggung jawab agamanya.
“Islam menjawab dan menjelaskan segala-galanya. Dalam Islam kutemukan kebenaran, kebaikan dan keindahan yang bukan saja membawa dan memandu seseorang menjalani kehidupan di dunia ini tetapi juga kehidupan selepas kematian nanti.” tegas Maryam dalam pernyataannya di The Islamic Bulletin, San Francisco, California, Amerika Serikat.
Menurut Maryam, persepsi pertamanya ketika membaca Al-Qur’an, Islam adalah satu-satunya agama kebenaran, kejujuran, keikhlasan dan tidak membenarkan kompromi murahan atau hipokrasi.
Setelah Maryam Jameelah memeluk Islam, secara otomatis mengalami suatu transformasi total yang dia istilahkan dengan transformation from a kafir mind into a muslim mind (transformasi dari pikiran kafir ke pikiran muslim). Maryam melihat bahwa perubahan pola pikir yang mempengaruhi perilaku, tutur kata seseorang dalam kehidupan sehari-hari mesti terjadi apabila seseorang memasuki ruang keislaman. Ada perbedaan yang mendasar antara pemikiran yang keluar dari kepala seorang muslim dan yang keluar dari kepala seorang kafir.
Keyakinan yang paling esensial dalam Islam, menurut Maryam adalah konsep man as the slave of God (manusia sebagai hamba Tuhan). Konsep ini sejalan dengan makna terminologi Islam itu sendiri, yakni submission to the will of Allah (penyerahan diri kepada kehendak Allah) dan siapa saja yang memilih melakukan itu bisa dikatakan muslim. Menerima ini, bagi Maryam, konsekuensinya sangat luas dan mendalam. Manusia dengan demikian tidak memiliki hak untuk membuat aturan hukum sendiri, mempolarisasikan antara kekuasaan Tuhan dan kekuasaan manusia. Segala sesuatu harus tunduk kepada kehendak Tuhan yang telah diartikulasikan dalam wahyu lewat para nabi dan rasul.
Maryam Jameelah, seorang intelektual, penulis di bidang agama, filsafat, sejarah dan peradaban. Ia meyakini teks-teks Al-Qur’an dengan keimanan yang dalam. Pemikiran Barat pun mendapat pukulan balik darinya.
Lahir di New York, Amerika Serikat, 3 Mei 1934. Sebelum masuk Islam, ia bernama Margaret Marcus. Dia seorang pemikir dari keluarga Yahudi yang dibesarkan dalam masyarakat multinasional, New York City.
“Seandainya ada pertanyaan kepadaku bagaimana mengetahui perihal Islam? Aku hanya mampu menjawab, pengalaman pribadikulah yang mengantarkan pada keyakinanku. Keteguhanku akan aqidah Islam datang secara perlahan dan tenang namun penuh keyakinan.”
Lewat bacaannya terhadap literatur sejarah bangsa Arab, dia menemukan bahwa Islam besar dan agung bukan karena bangsa Arab, tapi justru orang Arab menjadi beradab karena Islam. Pemikiran Maryam dipengaruhi oleh Abul A’la Al-Maududi. Beliau telah membimbing Maryam memahami Islam lewat korespondensi sejak Desember 1960 sebelum dia masuk Islam hingga Mei 1962 dan akhirnya hijrah ke Pakistan.
Maryam Jameelah tidak pernah kendur menghadapi para penghujat Islam. Sikap kritisnya terhadap paham sekularisme dan materialisme dari dulu hingga kini demikian gigihnya. Itu ditunjukkan dengan usaha yang tidak mengenal penat dan lelah terhadap cita-cita luhur dan agung ini. Tokoh mujahidah ini mengangkat Islam sebagai satu jawaban paling tepat dan merupakan satu-satunya kebenaran yang dapat memberi petunjuk, tujuan serta nilai pada persoalan hidup dan mati.
Sampai hari ini tudingan miring itu masih nyaring terdengar, ungkapan bahwa Rasulullah saw. dan para sahabatnya yang hampir semuanya memiliki lebih dari satu istri dianggap kriminal dalam perundang-undangan modern. Hukum Islam yang membenarkan menerima perceraian juga dikecam dengan keras, seperti halnya poligami. Izin yang diberikan syariat kepada laki-laki untuk menceraikan istrinya secara diam-diam ditetapkan sebagai bukti inferioritas status perempuan dalam hukum Islam.
Hijab atau pemisahan yang ketat antara dua jenis kelamin mendapatkan hantaman yang tidak kurang beratnya dari para modernis kita yang terdidik yang menuntut penghapusan hijab. Dalam peradaban modern, seorang perempuan hanya dihargai sebatas kemampuan mereka berhasil menjalankan fungsi laki-laki, dan pada saat yang sama memperlihatkan kecantikan dan keanggunannya secara maksimal kepada publik. Walhasil, peran kedua jenis dalam masyarakat modern sangat membingungkan. Ajaran Islam tidak bisa mentolerir nilai budaya yang menyeleweng seperti itu. Dalam Islam, peran wanita bukan sebagai ballot-box, melainkan pemelihara rumah dan keluarga. Hal ini dipaparkan Maryam Jameelah dalam bukunya, Islam and the Muslim Woman Today.
Mirisnya lagi desain penghujatan Islam ini berimbas juga di kalangan para muslimah. Padahal jauh sebelum Maryam Jameelah memeluk Islam, dia sudah membahas dan melakukan pembelaan akan kebenaran Islam dan syariatnya. Hal ini diungkapkan Maryam dalam korespondensinya kepada Abul A’la Al-Maududi.
”Ambillah contoh masalah poligami. Orang-orang Islam seperti Dr. Hoballah, pemimpin Islamic Centre di Washington, mengatakan kepada saya bahwa Islam hanya memperkenankan poligami dalam sedikit peristiwa-peristiwa pengecualian tertentu. Golongan modernis malahan telah lebih jauh menafsirkan ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa “kamu tidak akan bisa berbuat adil terhadap lebih dari satu istri, betapapun kamu menginginkannya”, sebagai larangan mutlak terhadap poligami. Berikut ini, pandangan apologetik serupa dikutip dari tafsir Muhammad Ali Lahori dalam terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Inggris (hal. 187-188).
“Surat An-Nisa ayat 3 membolehkan poligami hanya dalam keadaan tertentu. Dengan demikian, akan jelaslah bahwa izin untuk mempunyai istri lebih dari satu itu diberikan untuk keadaan khas umat Islam yang ada pada saat itu. Dapat ditambahkan di sini bahwa poligami dalam Islam, teori maupun praktek, adalah suatu perkecualian, bukan aturan.”
”Dalih yang paling kuat untuk menentang cara berpikir yang sesat seperti itu adalah kenyataan bahwa tak ada satu pun ulama tafsir Al-Qur’an yang dikenal nama baiknya sepanjang sejarah Islam pernah menafsirkan ayat tersebut seperti demikian, hingga dunia Islam jatuh ke dalam kekuasaan imperialis Eropa. Aku tidak bisa menemukan pernyataan dalam kepustakaan Al-Qur’an maupun Hadits yang mengatakan bahwa poligami dikutuk sebagai suatu kejahatan, tidak pula suatu masalah pernah timbul mengenai perlunya untuk membatasinya hanya bagi keadaan-keadaan pengecualian tertentu. Persisnya bunyi ayat yang menjadi pembicaraan adalah ”Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil terhadap istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Karena itu, janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu berbuat kebaikan dan memelihara diri dari kejahatan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nisa:129)”
”Dengan kata lain, karena tidak ada dua manusia yang sama, maka tentunya seorang suami tidak mungkin dapat memperlakukan istri-istrinya dengan rasa cinta-kasih yang sama. Tetapi ayat ini tidaklah melarang untuk melakukan poligami hanya karena ia tidak dapat mencintai mereka dengan kadar yang sama. Tidak! Al-Qur’an hanyalah memerintahkan untuk berlaku baik serta mempergauli mereka dengan seadil-adilnya…” demikian pembelaannya tentang poligami.
Prinsip-prinsip yang mendasari semua pemikiran Maryam dalam melihat teks-teks agama adalah prinsip penyerahan diri, sehingga dalam semua karyanya dia tidak pernah mengkritisi teks agama yang kelihatan bertentangan dengan mainstream peradaban sekarang yang jelas-jelas didominasi nilai-nilai Barat, seperti kepemimpinan laki-laki, praktek poligami dan pergaulan terbuka antara kedua jenis kelamin.
Dia justru mengkritisi ide-ide Barat atau Muslim modernis dengan argumentasi teks-teks agama. Tidak jarang dia mengkritisi kekerdilan mental seorang muslim untuk komitmen kepada ajaran agamanya. Dia tidak menerima kalau idealisme Islam tentang hubungan laki-laki dan perempuan dalam dinamika sosial, baik secara mikro maupun makro harus diotak-atik hanya karena orang-orang Barat mengatakan lain atau hanya karena masyarakat muslim tidak mampu menjalankannya. Dalam keadaan seperti itu, justru komitmen kepada pembentukan masyarakat muslim yang kaffah harus dikembangkan.
“Apa yang Anda tulis tentang poligami mutlak benar. Hanya ingin saya tambahkan bahwa surat An-Nisa ayat 3 diwahyukan tidak untuk mengesahkan poligami. Poligami tidak pernah diharamkan oleh Allah. Ia dibolehkan oleh syariat seluruh nabi. Sebagian besar para nabi beristri lebih dari satu. Sebelum ayat ini diturunkan kepada Nabi saw., beliau telah beristri tiga (Saudah, Aisyah dan Ummu Salamah ra). Sebagian besar sahabat juga berpoligami. Jadi tidak diperlukan lagi pengesahan atas suatu praktek yang halal dan telah dikenal. Ayat tersebut di atas diturunkan ketika banyak wanita Madinah ditinggal mati suami mereka yang gugur di medan perang Uhud dan banyak pula anak-anak yang sudah tidak berbapak lagi. Dihadapkan pada masalah ini, orang Islam diarahkan untuk memecahkannya dengan memanfaatkan lembaga yang telah ada dan lazim, yakni dengan mengawini dua, tiga atau empat wanita di antara janda-janda tersebut.”
“Sebagai akibatnya, janda-janda dan anak-anak yatim tidak terlantar, melainkan terserap ke dalam berbagai keluarga. Kalaupun petunjuk Tuhan ini menyiratkan suatu pembentukan hukum baru, hal itu bukanlah pemberian izin berpoligami, melainkan merupakan pembatasan jumlah istri sampai empat dan penetapan syarat lebih jauh, yakni bila suami tidak bisa bertindak adil terhadap seluruh istrinya, maka ia harus mempergauli mereka dengan baik atau beristri satu saja. Dua buah perintah di atas tidak pernah diketahui dan dikenal oleh orang Arab penyembah berhala, dan Bible yang sekarang pun tidak menyebutkannya.” Abul A’la Al-Maududi membenarkan semua deskripsi Maryam tentang ayat Allah yang satu ini.
“Cara berpikir dan berbuat seseorang, tidak bisa dipisahkan dari kesadaran ‘cognitisi’nya. Masalah yang paling serius dalam semua ajaran agama adalah bagaimana mendekatkan antara teori dan praktek, bagaimana menyelaraskan antara ajaran dan pelaksanaan. Di samping itu, ada masalah yang tidak kalah peliknya, bagaimana memahami kerangka teori yang ada, sehingga memudahkan praktek, tanpa meninggalkan esensi ajaran.” Maryam Jameelah memaparkan dalam bukunya, Islam in Theory and Practice
Maryam berpandangan bahwa ciri utama ideologi-ideologi modern adalah anggapan bahwa prinsip ‘perubahan untuk perubahan’ merupakan nilai yang tertinggi. Segala komitmen pada suatu nilai dasar yang absolut adalah sikap zaman pertengahan yang harus ditinggalkan. Manusia harus menemukan nilai-nilai yang cocok untuk situasi mereka yang berubah setiap saat. Ini, menurut Maryam, yang mengantarkan dunia modern kepada kekacauan.
Maryam mengkritisi interpretasi apologetik para modernis yang tidak memiliki dasar apapun, baik dalam Al-Qur`an maupun dalam Sunnah, tapi semuanya hanya merupakan hasil perbudakan mental terhadap nilai-nilai peradaban Barat. Individualisme ekstrim Barat yang mendominasi masyarakat modern telah sampai pada tingkat menganggap poligami jauh lebih buruk daripada perzinahan.
Ini sejalan dengan tokoh Barat yang mengatakan bahwa subyek modern bercirikan kemampuan menerima dan ‘merayakan’ kealpaan keamanan dan karakteristik keteraturan eksistensi sosial kontemporer sekarang. Barat menempatkan feminisme dalam kerangka mordenisme seperti ini. Barat mengajak kaum perempuan menolak tradisi dalam bentuk peranan ibu rumah tangga yang mengikat mereka kepada dunia domestik.
Maryam tidak pernah mempertanyakan isu keadilan dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan. Tapi ini tidak berarti bahwa dia tidak menjunjung tinggi keadilan. Hanya saja, keadilan yang diinginkannya adalah keadilan dalam definisi yang digariskan Allah dalam wahyu-Nya. Ini sangat berbeda dari orang lain yang berbicara tentang gender dalam Islam.
Hampir semuanya berangkat dari tuntutan keadilan untuk memenuhi tuntutan keadilan yang didasarkan pada ide-ide Barat sebab mereka menyangsikan keadilan yang ada dalam formulasi Islam terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Keadilan bagi mereka adalah persamaan, bukan kerjasama atau dalam redaksi lain, mereka tidak melihat kemungkinan adanya kerjasama kecuali dalam persamaan mutlak antara laki-laki dan perempuan dalam segala aspek. Maryam menuliskan bahwa:
Dari sudut pandang Islam, mempertanyakan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan adalah seperti mendiskusikan kesetaraan antara bunga mawar dan yasmin. Masing-masing memiliki aroma, warna, bentuk dan keindahan. Laki-laki dan wanita tidak sama. Masing-masing memiliki ciri dan karakteristik tersendiri. Laki-laki memiliki keistimewaan seperti kewenangan sosial dan gerak sebab dia harus menjalankan banyak tugas berat.
Pertama, dia memikul tanggung jawab ekonomi. Kedua, wanita tidak harus mencari suami sendiri. Di rumah, perempuan berkuasa seperti ratu dan laki-laki Muslim layaknya seperti tamu di rumah sang istri. Ketiga, perempuan Muslim dibebaskan dari tanggung jawab politik dan militer. Dengan demikian, syariat menempatkan laki-laki dan perempuan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
Maryam Jameelah tidak pernah mempermasalahkan konsep-konsep gender dalam Al-Qur`an maupun hadits. Tampaknya, bagi dia, masalahnya terletak pada ada atau tidaknya komitmen Muslim terhadap konsep-konsep tersebut. Gugatan kaum modernis Muslim terhadap konsep-konsep gender Al-Qur`an hanya merupakan sikap mendua (ambivalence) atau anti terhadap ajaran Islam. Sehingga dia lebih banyak mengkritisi dan membandingkan konsekuensi praktis antara pandangan Islam dan liberal Barat terhadap stabilitas sosial.
Maryam Jameelah meninggalkan New York dan hijrah ke Pakistan , tinggal sebagai salah satu anggota keluarga Abul A’la Al-Maududi di Lahore. Maryam Jameelah menikah dengan Mohammad Yusuf Khan, seorang yang tafarrugh (full timer) untuk Jamaat Islami yang kemudian menjadi penerbit utama semua buku-buku karangan istrinya. Maryam Jameelah kemudian menjadi ibu dari empat orang anak, hidup bersama madunya serta anak-anaknya di sebuah rumah besar bersama ipar-iparnya. Suatu hal yang luar biasa bagi seorang wanita yang berlatar belakang Barat. Maryam Jameelah terus menulis melanjutkan minat intelektualnya. Sebuah fakta yang menakjubkan, karya-karyanya yang terpenting telah ditulis saat tengah mengandung anak-anaknya.
Lanjut Bacanya - POLIGAMI DALAM ISLAM